RITUAL HARI KEMATIAN RAJO NAN DUO SELO DAN RAJO BUEK DI NAGARI PADANG LAWEH KABUPATEN SIJUNJUNG (1973-2015)
Abstract
Permasalahan yang terdapat pada Ritual Hari Kematian Rajo Nan Duo Selo dan Rajo Buek Di Nagari Padang Laweh kabupaten Sijunjung adalah: bahwa didalam agama Islam jika ada yang meninggal dunia maka dianjurkan untuk bersedih dan dilarang untuk meratap, sedangkan pada hari kematian Rajo Nan duo Selo dan Rajo Buek Di Nagari Padang Laweh pada hari kematiannya dilaksanakan acara maratok serta mengarak jenazah hingga ke kuburan dengan iringan talempong dan gendang.Jenis penelitian ini adalah penelitian sejarah dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, yang lokasi penelitiannya adalah di Nagari Padang Laweh Kabupaten Sijunjung. Sumber primer dari penelitian ini adalah sumber lisan yang dilakukan dengan cara wawancara. Hasil penelitian dari Ritual Hari Kematian Rajo Nan duo Selo dan Rajo Buek di Nagari padang Laweh adalah: 1. Rajo adat meninggal pada tahun 1973, dan digantikan oleh cucu nya dan menjabat hingga sekarang. Pada hari kematian Rajo adat di tahun 1973 dilaksanakan beberapa rangkaian acara, yaitu Marato’i mayat saat akan turun rumah, dan juga dengan arakan talempong serta gendang. 2. Rajo ibadat meninggal pada tahun 2008, nama datuak yang meninggal tahun 2008 adalah datuak Isrin, dan digantikan oleh kemenakannya Datuak Sahirman yang juga masih menjabat hingga sekarang, seeta pada hari kematiannya juga dilaksanakan ritual seperti pada hari kematian Rajo adat. 3. Rajo Buek meninggal pada tahun 2015. Dan digantikan oleh cucunya yang bernama Datuak Roni dan masih menjabat hingga sekarang.
Full Text:
PDFReferences
Amir, B., & Yunus, A. (1985). Upacara tradisional (upacara kematian) daerah Sumatera Barat. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi ….
Ardion, R., Maryetti, M., AR, G., Benni, B., & Djurip, D. (1998). Aktualisasi nilai budaya bangsa di kalangan generasi muda daerah Sumatera Barat. Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya (P2NB) Sumatera Barat.
Arsyad, M., & Supiyah, R. (n.d.). Dampak Tradisi Katutuhano Tei (Tolak Bala) terhadap Keberlangsungan Kehidupan Masyarakat Nelayan (Studi di Desa Wtorumbe Kecamatan Mawasangka Tengah Kabupaten Buton Tengah). Haluoleo University.
Barida. (2022). MAsyarakat Nagari Padang Laweh, Wawancara Langsung.
Diradjo, I. D. S. (2020). Tambo Alam Minangkabau.
Erizal. (2020). Staf Kantor Wali Nagari Padang Laweh, wawancara pribadi.
Indra. (2021). Kaki Tangan Datuak Rajo Alam, wawancara langsung, 30 November 2021 pukul 16.40 WIB.
Jamil, M. (2020). Dilema Pemangku Adat Minangkabau.
Jasmi. (2022). Wawancara Pribadi.
Jufrizal. (2022). Wawancara Pribadi.
Kahar. (2022). Datuak Rajo Maso, Wawancara Langsung.
Kholiffatun, U., Luthfi, A., & Kismini, E. (2017). Makna Gelar Adat Terhadap Status Sosial Pada Masyarakat Desa Tanjung Aji Keratuan Melinting.
Kolek. (2022). Wawancara Pribadi.
Marthala, A. E. (2014). Penghulu dan Filosofi Pakaian Kebesaran: Konsep Kepemimpinan Tradisional Minangkabau.
Petra, D. (2016). Tradisi Mangaku Induak Dan Manimbang Salah Dalam Perkawinan Di Nagari Taratak Baru Kecamatan Tanjung Gadang Kabupaten Sijunjung. Jurnal Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, 5(11).
Rabani. (2022). Wawancara Pribadi.
Roni. (2022). Datuak Rajo Buek, wawancara pribadi.
Sahirman. (2022). Wawancara Langsung.
Syukri. (2022). Wawancara Pribadi.
DOI: https://doi.org/10.15548/h.v18i2.10745
Refbacks
- There are currently no refbacks.

This work is licensed under a
Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.