ANALISIS NILAI-NILAI TRADISI BATANAM ONDE-ONDE
Abstract
Sebagai sebuah tradisi yang sudah melekat di masyarakat Nagari Lakitan Tengah, pelaksanaan Tradisi Batanam Onde-onde memiliki nilai-nilai tertentu, tulisan ini bertujuan untuk memahami nilai-nilai yang terkandung dalam Tradisi Batanam Onde-onde ini, dan mengetahui bagaimana eksistensi tradisi ini sehingga menjadi tradisi yang penting dalam struktur kehidupan masyarakat di Nagari Lakitan Tengah. Metode penelitian dalam tulisan ini adalah metode penelitian sejarah, dengan pengumpulan data dengan wawancara langsung ke lapangan sebagai data primer, dan untuk data sekunder penulis lakukan melalui studi perpustakaan. Dalam metode sejarah ini ada beberapa langkah yang harus di lalui yang pertama Heuristik, Kritik Sumber, Analisis, dan yang terakhir penulisan. Dalam tulisan ini dijelaskan tentang mengapa pelaksanaan tradisi batanam onde-onde ini dilakukan, dimana tradisi ini merupakan sebuah istilah yang digunakan dalam menanam padi di sawah. Tradisi ini merupakan wujud rasa syukur orang tua terhadap anak laki-lakinya yang baru saja menikah. masyarakat Nagari Lakitan Tengah melaksanakan Tradisi Batanam Onde-onde ini pada saat musim ke sawah atau musim menanam padi pertama setelah anak laki-lakinya melangsungkan acara pernikahan. Tradisi ini dilakukan di sawah milik mempelai perempuan atau istri dari anak laki-laki. Sedangkan onde-onde dalam tradisi ini adalah sebuah kuliner yang wajib ada dalam pelaksanaannya. Kuliner onde-onde ini merupakan ciri khas dari tradisi tersebut.
Full Text:
PDFReferences
Abidin, Z. (2007). Analisis eksistensial. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Anisa, H., Aman, A., & Kumalasari, D. (2021). Bajapuik Tradition the Traditional Marriage in Minangkabau. Budapest International Research and Critics in Linguistics and Education (BirLE) Journal, 4(2), 814–821.
Dt Rajo Indo, E. (2020). Wawancara Langsung.
Gianturi, E. (2022). Memaknai Nilai-Nilai Dalam Tradisi Baparang Pisang di Nagari Siguntur, Kecamatan Koto X1 Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Hadharah: Jurnal Keislaman Dan Peradaban, 16(1), 100–107.
Gusra Yumsi, D. (2020). Wawancara Langsung.
Januar, J. (2015). Analisis Nilai-Nilai Tradisi Turun Mandi Dalam Masyarakat Minangkabau Di Kanagarian Selayo Kab. Solok. Islam Realitas: Journal of Islamic and Social Studies, 1(2), 187–200.
Koentjaraningrat, K. (1981). Kebudayaan, mentalitas dan pembangunan [Culture, mentality and development]. Jakarta: Gramedia.
Nagari, W. (2018). “Profil Nagari Lakitan Tengah.”
Ramanta, H., & Samsuri, S. (2020). The values of local wisdom of Minangkabau culture in a Baralek Gadang traditional wedding. Humaniora, 11(3), 193–201.
Roani, R. (2020). Wawancara Langsung.
Rosnawati, R. (2020). Wawancara Langsung.
Savitri, D. (2019). Wawancara Langsung.
Sutan, E. M., & Sungut, N. D. M. (2010). Tambo Minangkabau: budaya dan hukum adat di Minangkabau. Kristal Multimedia. https://books.google.co.id/books?id=BR_uSAAACAAJ
DOI: https://doi.org/10.15548/h.v18i2.10749
Refbacks
- There are currently no refbacks.

This work is licensed under a
Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.