POLITISASI SEJARAH DAN SEJARAH POLITIK Pahlawan dan Ideologi “Merah” dalam Historiografi Orde Baru dan Pasca Orde Baru
Abstract
sentralitas negara yang diejawantahkan oleh militer. Sejarah nasional disamakan dengan sejarah
militer dan produksi sejarah dikendalikan oleh negara dan militer. Pada akhirnya versi militer
tentang kejadian di tahun 1965 mendominasi historiografi periode tersebut dan melegitimasi
naiknya rezim Orde Baru. Jika rezim sebelumnya membangun sejarah Indonesia sebagai hasil dari
perbenturan antara kolonialisme dan imperialisme melawan nasionalisme Indonesia dengan
Soekarno sebagai pusat, maka Orde Baru melihat sejarah Indonesia sebagai hasil dari perjuangan
antara pendukung dan penentang Pancasila dengan menempatkan militer sebagai faktor penentu.
Orde Baru hanya menggantikan Soekarno dengan militer, sementara itu para penentang Pancasila
khususnya komunisme dan Islam ekstrimis telah menggantikan posisi kolonialisme dan
imperialisme sebagai kambing hitam. Setidaknya ada beberapa pertanyaan yang selama ini
sebenarnya kita telah memiliki "jawaban" nya sendiri, khususnya yang berkaitan dengan dominasi
militer (baca : ABRI) pada masa Orde Baru, diantaranya : ABRI merupakan institusi yang sangat
sistematis, loyalis dan cerdas (bahkan hal ini juga "diamini" hingga sekarang oleh publik).
Kemudian, ketika kita membaca buku Ketika Sejarah Berseragam tersebut, kita juga akan tahu
bahwa sejarah akan berbahaya bila berada "ditangan" militer (walaupun di tangan "politisi" juga
demikian). Selanjutnya, sejarah berbasiskan senjata, amat sangat ampuh untuk memupuk
nasionalisme. Namun terlepas dari semua itu, sejarah haruslah dipaparkan apa adanya. Dalam
bahasa Edmund Husserl, "harus dikembalikan kepada posisi awal perustiwa itu terjadi". Maka
dari sana akan kita ketahui, apa sebenarnya motif yang melatarbelakanginya. Sejarah harus
"ditelanjangi", dan Katherine nampaknya menelanjangi sejarah militer Indonesia masa Orde Baru.
Ini bermanfaat bagi perjalanan bangsa ke depan.
Keywords
DOI: https://doi.org/10.15548/tajdid.v19i1.151
Abstract views : 1209 times
References
Gadamer dalam Michael Foucault,
Sejarah dan Seksualitas,
terjemahan, Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 1999
Laporan Khusus Majalah GATRA
edisi Agustus 1999/Minggu
ke-3.
Asvi Warman Adam, Menguak Misteri
Sejarah, Jakarta: Gramedia,
Sekretariat Negara Republik Indonesia,
Buku Putih G 30 S, Jakarta:
Setneg RI, 1993
William E. Liddle, Cultural and Class
Politics in New Order
Indonesia, Singapore:
Institute of Southeast Asia
Studies, 1977
Nugroho Notosusanto dan Ismail
Saleh, Kudeta Gerakan 30
September 1965, Djakarta:
Pembimbing, 1968
Marwati Djoened Poesponegoro &
Nugroho Notosusanto,
Sejarah Nasional Jilid VI,
Jakarta: Balai Pustaka, 1998
Bernard Dahm, Sukarno and the
Struggle of Indonesia
Muhammad Ilham, Politisasi Sejarah Dan Sejarah Politik… 83
Independence, Ithaca: Cornell
Univ. Press, 1969
Soegiarso Soerojo, Siapa Menabur
Angfin Akan Menuai Badai,
Jakarta: Sinar Harapan, 1989
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Fakultas Ushuluddin Dan Studi Agama, UIN Imam Bonjol Padang
Jl. Prof. Mahmud Yunus No.1, Lubuk Lintah, Kuranji.
Kota Padang, Sumatera Barat, 25153
Handphone: +62 8126615808
E-mail: tajdid@uinib.ac.id
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.