Nasib Anak Kolong: Diskriminasi Indo di Hindia Belanda

Indah Rahmawati Akbar, Galih Pranata

Abstract


Peranakan Eropa-Hindia atau cenderung Jawa disebut juga dengan Indo, di mana mereka mengalami kehidupan yang tidak mudah. Diskriminasi rasial hingga sebutan “anak kolong” melekat dan bertahan selama Eropa bertahta di Hindia. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji sejarah di balik adanya isu diskriminasi rasial yang menjadi fenomena sosial tak asing di Hindia Belanda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebutan “anak kolong” melekat pada anak-anak Indo dan bermula akibat adanya praktik pergundikan yang diperankan para nyai telah meresahkan dan mengkhawatirkan orang-orang Eropa di Hindia. Lebih-lebih, kelahiran Indo atau peranakan Eropa-Hindia memunculkan adanya sentimen dan diskriminasi rasial dalam pergaulan sehari-hari di zaman Hindia Belanda.

Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.15548/thje.v6i1.7502
Abstract views : 6 times
PDF : 3 times

References


Akadun (2010). Perkembangan Pemerintahan dan Otonomi Daerah pada Era Pemerintahan Hindia Belanda. Jurnal Civicus. 10(1), pp.1-7.

Baay, Reggie (2010). Nyai & pergundikan di Hindia Belanda. Depok: Komunitas Bambu.

Berg, L.W.C van den (1989). Orang Arab di Nusantara. Jakarta: Indonesian-Netherland Cooperation in Islamic Studies.

Gouda, Frances (1995). Dutch Culture Overseas: Praktik Kolonial di Hindia Belanda 1900-1942. Amsterdam: Amsterdam University Press.

Hellwig, Tineke (2007). Citra Kaum Perempuan di Hindia Belanda. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Hera, FX. Domini BB & Wijaya, Daya Negri. (2014). Terasing dalam Budaya Barat dan Timur: Potret 'Nyai' Hindia Belanda, Abad XVII-XX. JANTRO: Jurnal Antropologi. 16(1), pp.49-56.

Jaelani, Gani A., (2019). Dilema Negara Kolonial: Seksualitas dan Moralitas di Hindia Belanda Awal Abad XX. Patanjala. 11(1), pp. 2-15.

Karima, Elfa Michellia (2017). Kehidupan Nyai dan Pergundikan Di Jawa Barat Tahun 1900-1942. Diakronika. 17(1), pp.1-18.

Koks, J. Th., (1931) De Indo. Paris: H. J. Paris.

Laely, Nur (2018). Sistem Pemerintahan Kolonial Hindia Belanda di Onderafdeling Bonthain 1905-1942. Artikel Tesis. Universitas Negeri Makassar.

Lombard, Denys (1990). Nusa Jawa: Silang Budaya (Kajian Sejarah Terpadu). Paris: École des hautes études en sciences sociales.

Mahardika, Moch. Dimas Galuh & Efendi, Muhammad Yusuf (2022). Kesenjangan sosial dan diskriminasi penduduk campuran (Mestizos) di Hindia Belanda dalam kurun abad 18-19. Historiography: Journal of Indonesian History and Education. 2(2), pp.160-171.

Oostindie, Gert (2015). Serdadu Belanda di Indonesia 1945-1950. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Pranata, Galih (2022). Derita Orang Indo Dipandang Rendah oleh Eropa di Hindia Belanda. Retrieved from National Geographic Indonesia edisi 18 Juli 2022 (diakses pada 17 November 2023).

Pranata, Galih. (2021). Seluk Beluk Cerita Kehidupan Para Nyai di Zaman Hindia Belanda. Retrieved from National Geographic Indonesia edisi 26 Agustus 2021 (diakses pada 20 November 2023).

Purnamasari, Dian Dewi, dkk. (2022). Prajurit dan Romantika Anak Kolong. Retrieved from Kompas edisi 9 Oktober 2022 (diakses pada 22 November 2023).

Sari, D., Susanto, H., & Ekwandar, Y. S., (2019). Pergundikan dalam Tangsi Militer Belanda Tahun 1830-1918. Skripsi. Universitas Lampung.

Sari, Dewi Erista (2022). Perkembangan Pangreh Praja Tahun 1905-1930 di Hindia Belanda. Skripsi. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Thornham, Sue (2010). Teori Feminis Dan Cultural Studies. Yogyakarta: Jalasutra.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 Indah Rahmawati Akbar, Galih Pranata

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang
email: tarikhuna@uinib.ac.id

View My Stats

 

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.