PARENTING DAN KETERAMPILAN MENDONGENG BAGI GURU TAMAN KANAK-KANAK
Abstract
Anak usia dini berada pada masa emas yang sangat penting dalam tumbuh kembang seluruh aspek perkembangan. Di tangan guru TK yang berkompeten, potensi anak dapat berkembang secara optimal. Pertumbuhan Lembaga PAUD di Indonesia saat ini sedang berada pada posisi yang sangat tinggi. Masyarakat semakin menyadari pentingnya pendidikan sejak dini bagi anak sehingga menjadikan wadah bagi pembentukan pembiasaan dan pengembangan potensi anak. Pemerintah menetapkan standar kualifikasi pendidikan minimal untuk pendidik PAUD adalah strata-1 atau sarjana jurusan PG PAUD, PGTK, atau PGRA. Hal ini bertujuan agar pendidik PAUD betul-betul profesional di bidangnya. Namun kenyataan yang terjadi di lapangan melalui wawancara penulis dengan ketua IGTK se-kecamatan Pangkalan Koto Baru Limapuluh Kota ternyata dari 70 orang guru TK di kecamatan ini, kurang dari 40% yang mempunyai latar belakang pendidikan PGPAUD, PGTK, atau PGRA, sedangkan selebihnya mempunyai latar belakang yang tidak sesuai dengan persyaratan di atas. Hal ini tentu berdampak kepada tingkat keprofesionalan guru dalam memberikan layanan pendidikan sesuai dengan kebutuhan perkembangan peserta didik. Untuk itu diadakan pelatihan parenting dan keterampilan mendongeng terutama bagi guru TK yang tidak mempunyai latar belakang pendidikan yang linier. Cara meningkatkan kemampuan mendongeng guru TK di Kecamatan Pangkalan adalah dengan pelatihan mendongeng yang di dalamnya diberikan pengetahuan tentang teori mendongeng dan praktik cara penerapan masing-masing jenis mendongeng. Secara sederhana, pelatihan dilaksanakan dengan mendatangkan narasumber dan model pendongeng yang lebih berkompeten sehingga model pendongeng tersebut dapat dijadikan acuan oleh guru TK dalam menyampaikan dongeng kepada anak-anak didik mereka dengan menerapkan jenis-jenis mendongeng yang telah mereka kuasai. Di samping pelatihan mendongeng, kemampuan mendongeng guru dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan latih dasar, meliputi: olah vokal, olah tubuh (gesture), olah rasa, dan konsentrasi, secara mandiri dan dilakukan setiap saat.
Di antara hambatan yang dapat diidentifikasi yaitu lokasi pengabdian yang jauh, waktu pelaksanaan pengabdian yang terbatas yang hanya bisa dilaksanakan hanya dua kali pertemuan, dan alokasi dana yang minim. Alokasi waktu dan dana yang minim mengakibatkan kegiatan pengabdian ini tidak ada follow up setelah berakhirnya kegiatan ini.Keywords
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.15548/turast.v7i2.1314
Abstract views : 366 times
PDF : 508 times
References
Anita Yus, Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-kanak, Jakarta: Kencana, 2011
Fauziyah Fauzan, Elva Delva, Mengasuh dengan Bahasa Cinta, Padang Panjang: DRC Diniyyah Puteri, 2012
Hoghughi. 2004. Handbook of Parenting: Theory and Research for Practice. books.google.com
Kementerian Pendidikan Nasional Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan TK dan SD, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 58 Tahun 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), 2012
Lara Fridani, Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini, Jakarta: Universitas Terbuka.
Moeslichatoen. 1999. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Rineka Cipta
Sarumpaet. 2003. Struktur Bacaan Anak, dalam Teknik Menulis Cerita Anak. Yogyakarta: Pink Books, Pusbuk, dan Taman Melati
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2020 Turast : Jurnal Penelitian dan Pengabdian
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
Turast: Jurnal Penelitian dan Pengabdian
Lembaga Penelitian dan Pengabdian (LPPM), Gedung Rektorat Lantai I
Kampus III Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang - All rights reserved
Email: lp2m@uinib.ac.id