LOCAL WISDOM VS GLOBAL IDENTITY: PERGULATAN MASYARAKAT MINANG DENGAN KOMUNITAS PUNK DI KOTA BUKITTINGGI
Abstract
Bukittinggi merupakan kota wisata yang banyak menerima pendatang dari luar daerah dengan berbagai latar dan kebiasaan yang berbeda. Hal ini dapat memunculkan heterogenitas yang jika tidak dikelola dengan baik maka akan memuncul konflik. Salah satu kelompok komunitas yang berkembang di Bukittinggi adalah punk. Komunitas ini terasa memberikan nuansa yang kurang bagus bagi kehidupan bermasyarakat kota tersebut. Dengan modal kehidupan kota yang teratur dengan bersumber pada nilai-nilai agama berhadapan dengan kehidupan yang bebas dan tidak terikat pada lembaga manapun. Untuk membatasi permasalahan ini, analisa yang dipakai adalah sub kultur. Bagaimana menjawab tantangan dalam kehidupan yang mono menjadi multikultural di Kota Bukittinggi. Hasil yang didapatkan adalah adanya tarik ulur dalam melaksanakan nilai-nilai luhur dan prinsip kehidupan masing-masing kelompok. Masyarakat dengan sumber kesadaran berasal kearifan lokal, melakukan penilaian terhadap yang lain lebih pada tampilan. Sementara komunitas punk, prinsip dasar yang mereka punya sering disalahgunakan oleh segelintir anggota untuk kepentingan pribadi.
Keywords
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.15548/turast.v6i2.71
Abstract views : 263 times
PDF : 282 times
References
Afrizal , 1996, “A Study Of Matrilineal Kin Relations In Contemporary Minangkabau Society Of West Sumatra”, dalam Tesis, Tasmania: University of Tasmania
Alfian, Magdalina, 2013, “Potensi Kearifan Lokal dalam Pembentukan Jati diri Bangsa” dalam Prosiding ICIS, Yogyakarta
Donaghey, Jim, 2016, Punk and Anarchism: UK, Poland,Indonesia,Leicestershire:Loughbourog University
Duncan, Chris (ed.), 200, A Collection of First Punk Show Stories,Endinburg: AK Pres
Furason, Aaron Robert, 2008, Surfing For Punks: The Internet and The Punk Subculture in New Jersey, New Jersey: New Jersey University
Gordon, Alastair Robert, 2005, The Autenthic Punk: An Ethnography of DiY Music Ethic,Leicestershire: Loughbourogh University
Hadler, Jeffrey, 2010, Senketa TiadaMatriarkat, Reformisme Agama, dan Kolonialisme di Minangkabau, Jakarta: Freedom Institut.
Hebdigey, Dick, 1997, Subculture The Meaning of Style, London: Routledge
Rangkoto, N.M. 1982, Pantun Adat Minangkabau, Jakarta: Balai Pustaka
Shalihin, Nurus, Demokrasi di Nagarinya Para Tuan, Padang: Imam Bonjol Press
Storey, John, 1991, Cutural Theory and Popular Culture an Introdaction, Sunderland: Perason Logman
Suterwalla, Shehnaz H., 2013, From Pun to The Hijab: British Women Emnadied Dress as Performative Resistance, 1970s to Present, London: Royal Colage of Art.
Tucker, Brian L., 2008, “Punk and the Political: The Role of Practices in Subcultural Lives” Tesis Ohio: Ohio University
Yunus, Rasyid, 2014, Nilai-nilai Kearifan Lokal (local genius) Sebagai Penguat Karakter Bangsa: Studi Empiris Tentang Huyula, Yogyakarta: Deepublish
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 Turast : Jurnal Sosial Keagamaan
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
Turast: Jurnal Penelitian dan Pengabdian
Lembaga Penelitian dan Pengabdian (LPPM), Gedung Rektorat Lantai I
Kampus III Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang - All rights reserved
Email: lp2m@uinib.ac.id