Resensi Buku Fiksi dengan Citarasa Jurnalistik dan Dakwah

Abdullah Khusairi

Abstract


Kesepakatan tentang sebuah karya fiksi adalah fiktif, sudah menjadi tonggak pemisah antara karya fiksi dan karya lainnya. Kesepakatan inilah pembeda dari karya ilmiah. Ketika ilmiah menghidangkan data faktual sebagai pendukung argumentasi, karya fiksi juga membutuh argumen pendukung tetapi dengan data fiktif. Tidak benar-benar ada.

Apa sebenarnya karya fiksi? Beberapa ahli menyebutkan, karya sastra fiksi adalah cerita rekaan, yang diemban pelaku-pelaku tertentu dalam bentuk tokoh. Selain ada pelaku sebagai tokoh, ada latar sebagai setting, tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita. Tahapan cerita yang ada dalam karya fiksi disebut juga alur yang dihasilkan dari daya imajinasi. Novel, roman, drama, puisi, adalah hasil kreatif dari penulis fiksi.

Namun apakah memang bisa dipertanggungjawabkan bahwa karya fiksi benar-benar dari sebuah rekaan imajinasi? Apakah tidak ada sedikitpun fakta-fakta yang diselip menjadi data-data sebagai batu bata dari setiap imajinasi yang dibangun? Agak sulit mempertanggungjawabkan, jika semua fiksi adalah hasil rekaan. Karena selalu ada celah melihat lebih dalam, sebuah karya selalu ada data fakta dari realitas yang dipungut menjadi fakta fiktif.

Keywords


ford de Kock; novel; fiksi

Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.15548/amj-kpi.v0i0.685
Abstract views : 461 times
PDF : 220 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 AL MUNIR : Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam

Lisensi Creative Commons
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial 4.0 Internasional